"Tidak perlu khawatir meski tanpa Irfan Bacdim ", ungkap Sutan

INILAH.COM, Jakarta - Direktur teknik PSSI Sutan Harhara secara implisit menjelaskan tim nasional Indonesia tidak perlu khawatir meski harus kehilangan Irfan Bachdim yang bermain untuk Persema Malang di Liga Primer Indonesia.
Dengan bermain di liga yang dianggap PSSI liar dan ilegal itu, Irfan kehilangan haknya memperkuat Timnas Indonesia.
Pro-kontra muncul karena Irfan menjadi salah satu tulang punggung Tim Garuda di AFF Suzuki Cup 2010.
"Dulu, secara pribadi saya tidak merekomendasikan dia masuk dalam program naturalisasi PSSI," ujarnya saat jumpa pers, Selasa (4/1).
"Tetapi sebagai warga negara Indonesia dia berhak mendapatkan kesempatan untuk membela timnas," lanjutnya.
Dijelaskan Sutan, penampilan Irfan masih belum stabil. Butuh beberapa tahun lagi bagi pemain keturunan Belanda itu untuk bisa menjadi langganan timnas.
"Akhir-akhir ini bahkan permainannya menurun. Penampilannya masih naik turun untuk bisa jadi pilihan utama. Mungkin dua atau tiga tahun lagi baru bagus," ungkapnya.
Mantan pemain timnas itu menjelaskan, Indonesia masih punya banyak talenta-talenta lain yang siap bersinar, belum lagi penyerang andalan timnas yang absen di AFF 2010.
"Kita masih punya banyak penyerang berkualitas. Tidak akan kesulitan mencari penyerang baru," tegas Sutan.
"Boaz (Solossa) contohnya. Kita bisa coba misalnya bagaimana jika Boaz diduetkan dengan Cristian Gonzales," sambungnya.
Namun diakui pula, ada kelebihan Irfan yang tidak dimiliki Boci, sapaan karib Boaz Solossa.
"Boaz jauh lebih bagus secara teknis dibandingkan Irfan, tetapi memang secara marketing kurang," tuntasnya.
Tak bisa dipungkiri, salah satu aspek suksesnya penyelenggaraan AFF Cup 2010 lalu adalah wajah menarik yang dimiliki Irfan. Banyak kaum hawa, mulai anak-anak hingga ibu-ibu, yang sebelumnya jarang datang ke stadion rela berdesak-desakan untuk menyaksikan secara langsung aksi sang bintang.
Jumlah penonton terbanyak gelaran terakbar se-Asia Tenggara itu di Stadion Bung Karno mencapai 95 ribu orang. Ini terjadi saat leg kedua partai final.